Kebakaran hutan menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini baik di lingkup nasional maupun internasional. Hal ini didasarkan pada dampak dari kebakaran itu sendiri yang merusak ekosistem yang ada, semisal ada banyak mahkluk hidup yang mati dan asap yang dihasilkan mempengaruhi kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya. Tentunya kejadian ini memberikan mimpi buruk tersendiri bagi pemerintah karena ada banyak kritikan yang dari masyarakat agar permasalahan ini segera diatasi. Di satu sisi, kebakaran hutan bukanlah sepenuhnya adalah kesalahan dari pemerintah karena yang sangat dekat dengan hutan itu sendiri adalah masyarakat yang ada di sekitarnya. Lalu siapa yang patut disalahkan?
Indonesia dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas, tidak heran jika puluhan juta masyarakat Indonesia mengandalkan hidup dan mata pencahariannya dari hutan, baik dari mengumpulkan berbagai jenis hasil hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau bekerja pada sektor industri pengolahan kayu. Kondisi hutan yang luas ini mendukung suatu pernyataan bahwa Indonesia kelak akan menjadi salah satu negara yang menjadi sumber penghasil oksigen terbesar bagi dunia bahkan menjadi negara yang mampu bersaing dengan negara lain dalam sektor ekonomi jika mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik.
Apa yang menjadi keunggukan sebenarnya patut dipertahankan, sangat disayangkan ketika melihat kondisi hutan Indonesia sekarang yang luasnya semakin berkurang seperti yang dikatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahwa berdasarkan data yang dihimpun sepanjang Januari hingga Mei 2019, terdapat
42.740 hektar hutan & lahan terbakar
(Kompas, 1 Agustus 2019). Kecenderungan berkurangnya luas hutan ini akan menjadi ancaman bagi negara terutama dalam menghadapi berbagai dampak yang terjadi.
Hemat saya salah satu faktor utama terjadinya kebakaran hutan adalah karena Sumber daya Manusia (SDM) yang masih lemah, terutama dalam pemberian pendidikan tentang pembukaan dan pengolahan lahan yang baik dan benar. Lemahnya pembekalan pendidikan ini, menanamkan pola pikir yang salah pada masyarakat seperti pada saat musim kemarau, praktik pembukaan lahan dengan cara membakar adalah hal yang paling mudah dan murah karena tidak membutuhkan banyak tenaga tanpa memikirkan dampak negatif yang dirasakan setelah itu. Jika dibiarkan terus-menerus maka apa yang akan terjadi pada hutan Indonesia di masa yang akan datang?
Pemerintah perlu mengatasi hal ini secara serius. Pemberian pendidikan pada masyarakat harus ditingkatkan. Masyarakat perlu disadarkan akan pentingnya menjaga hutan yang menjadi keunggulan dari negara ini. Kesadaran pembekalan pendidikan itu harus ditanamkan sejak dini sebagai salah satu bentuk pencegahan. Dengan demikian hutan Indonesia yang awalnya baik bisa dikembalikan lagi.
OLEH: RIO OSSOT
Comments