top of page
Writer's pictureLPM Fakultas Teknik

Poems: Cita-Citaku Untuk Indonesia

BERSUA UNTUK KEMENANGAN

Hari senin nan indah.

Awalan hari pertama tuk menyambut peringatan.

Sumpah pemuda.

Apa itu sumpah pemuda?

Jangan berlagak tidak paham.

Kau bagian dari indonesiaku.

Kau rakyatku.

Mengabdilah padaku.

Ragamu adalah ragaku

Jiwamu adalah jiwaku.

Bersualah!

“Aku pemuda Indonesia siap menjaga keutuhan negaraku”

“Akan kujunjung tinggi dengan membawa nama harum bangsa”

Beri tanda kemenangan, kau layak dinegeri ini.

Indonesiaku, kau satu-satunya.

PEMUDA KECIL UNTUK INDONESIA

Seberang jalan, usai bercakap-cakap dengan semesta.

Daku mendengar suara dari seberang jalan.

Seorang anak laki-laki kecil dengan baju compang-camping.

Rambut ikel, berkacamata sambil membawa karung.

Dia sedang bersua di luar pagar sekolah tua itu.

Aksinya membuatku pagum padanya.

Nasionalisme sekali dia.

Tubuh tegap, akan suara nan lantang.

Dengan tegas dia mengikuti bacaan isi sumpah pemuda.

Siapakah dia gerangan?

Tak tahan melihat sikapnya nan menarik hati.

Kuhampiri dia.

Sembari bertanya setelah isi sumpah pemuda dibacakan.

“Apa yang akan kau buat untuk hari ini?”

Dengan nada nan tegas ia pun menjawab.

“Hari ini aku sudah selesai menyempurnakan cita-citaku ikut menyuarakan isi sumpah pemuda kak”

“Bila aku masih diberi umur panjang, akan mewujudkan kenyamanan”

“Tidak akan kubiarkan keutuhan tercerai-berai selamanya”

Percayalah, harapanmu akan tergapai.

Beranilah jujur,berani dan bertanggung jawab.


PEMUDA MASA DEPAN BANGSA

Dua puluh delapan oktober ini.

Berganti tahun dengan tanggal yang sama

Indonesiaku tetaplah sama.

Kaya akan sumber daya alamnya.

Ramah akan rakyatnya.

Berdiri sambil menaruh tangan di bahu kiri.

Kini, pemuda-pemudi sedang asik bersuara.

Terucap mantra “Sumpah Pemuda!”

Pemuda yang siap membela Indonesia.

Menjauhkan yang jahat, mendekat yang baik.

Melihat kembali kebelakang, masalah ini.

Indonesia baru saja dikelilingi peraturan RUU yang berantakan.


Tidak ada kata diam untuk kami.

Bergerak menuju gedung pembuat aturan.

Berteriak semangat, untuk meluruskan kebeneran.

Bukti kita tidaklah pemuda yang bajingan.

Kami memang tidak pintar, tapi kami tangan kiri Indonesia.

Kami bukan juga pecundang, tetapi kami mempunyai jiwa nasionalisme.

Membela kebenaran tidak dengan kekejaman yang keras.

Kami, pemuda bangsa untuk Indonesia.

Kami masa depan milik Indonesia.

Bersatulah pemuda-pemudi dari sabang sampai merauke.


 

Oleh: Lia Beatrix (TI'18)

11 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page